Peritonitis
- Inflamasi membran peritoneal (kantung dua lapis semipermiabel yang berisi ± 1500 ml cairan yang menutupi organ di dalam rongga abdomen → saraf somatik → stimulasi → nyeri tajam dan terlokalisasi. (Ester, 2002).
- Komplikasi akibat penyebaran infeksi dari organ – organ abdomen, ruptur saluran cerna, luka tembus abdomen.
- Stafilokokus dan streptokokus
Patofisiologi
- Peritonotis → Respon inflamasi → darah ekstra ke area usus yang inflamasi → cairan dan udara ditahan dalam lumen → ↑ tekanan abdomen dan ↑ sekresi cairan ke dalam usus → vol sirkulasi darah ↓ → ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- ↑ tekanan abdomen → Nyeri abdomen → meninggikan diafragman → kesulitan ventilasi → peningkatan kebutuhan O2
Manifestasi klinis
•Abdominal
Pain
•Rebound
tenderness
•Muscular
rigidity
•Distensi
abdomen or ascites
•Fever,
tachycardia, tachypnea
•Nausea,
vomitting
•Komplikasi
: shock hipovolemic,
septicemia, abcess intrabdominal,
illeus
paralytic, kegagalan
organ
Evaluasi Diagnostic
•Leukosit ↑
•Hb
dan Ht ↓
•Perubahan kadar K, Na, Cl
•Rontgen Thorax : udara
dan kadar cairan setta usus yang melengkung
•CT abdomen : abses
•Aspirasi peritoneal : kultur
bakteri
(Brunner
& Suddarth,2002)
NURSING MANAGEMENT
- Nursing Assessment
ðPain : PQRST
ðBising
usus, pe ↑ distensi abdomen
ðNausea, fever, manifestasi hipovolemic
- Nursing Diagnosis (Lewis,2000) dan (Ester, 2002):
ðNyeri
b.d Inflamasi peritoneum dan
distensi abdomen
ðKetidakefektifan pola nafas b.d penurunan ventilasi
ðResti
kekurangan cairan dan elektrolit b.d pengumpulan cairan pada rongga peritoneal, infeksi, atau iskemic
ðGangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d anorexia, mual,
muntah
ðResti
komplikasi : shock hipovolemik b.d kehilangan volume sirkulasi
- Planning :
ð Resolution of inflammation
ð nyeri abdomen hilang
ð Status nutrisi normal
- Nursing Implementation (Lewis,2000) :
ð Penatalaksanaan nyeri
ðTerapi
Oksigen
ðMonitoring I – O cairan
dan elektrolit
ðpemenuhan kebutuhan nutrisi
ðPenatalaksanaan Post op
Nyeri
Kriteria
Hasil : Skala
nyeri
berkurang
- Observasi skala nyeri tiap 2 jam
- Pertahankan tirah baring , berikan istirahat, lingkungan yang kondusif
- Pertahankan pasien pada posisi nyaman
- Berikan perawatan mulut secara interval u/ membantu menghilangkan ketidaknyamanan
- Kolaborasi: pemberian analgetik
Ketidakefektifan Pola nafas
Kriteria
Hasil : Pola
nafas
efektif
ditandai
dengan
tidak
adanya
bunyi
nafas
adventisius,
PaO2=80
mmHg, Saturasi
O2=95%,
TD dalam
rentang
normal klien, berorientasi
thd
orang,
tempat dan
waktu
- Observasi hasil GDA dan indikator hipoksemia dan tanda klinis seperti hipotensi, takikardia, hiperventilasi, gelisah dan depresi SSP, sianosis
- Observasi lapang paru → mengkaji ventilasi, komplikasi pulmoner
- Pertahankan pasien pada posisi nyaman, anjurkan nafas dalam u/ meningkatkan ventilasi
- Kolaborasi : Terapi Oksigen sesuai program
Terima kasih,semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment